Kegiatan pelayanan pada stand pendaftaran peserta
workshop “Belajar WPAP Yuk!”telah kami
laksanakan pada tanggal 21 hingga 28 Mei 2014. Berikut ini adalah analisis dari
kegiatan yang telah kami laksanakan, yang terdiri dari hambatan, manfaat, dan
solusi dari hambatan yang kami alami, yang antara lain:
Beberapa hambatan yang kami alami dalam melaksanakan
kegiatan pembukaan stand pendaftaran peserta workshop “Belajar WPAP Yuk!”, yaitu:
1. Semula, perencanaan lokasi dari stand pendaftaran peserta workshop “Belajar WPAP Yuk!” adalah di lantai 1 Gedung Prof. Dr. Yogi Sugito, namun karena terbatasnya ruangan disebabkan banyaknya jumlah stand yang terdapat di lantai 1 gedung tersebut, mengharuskan kami untuk memindah lokasi kegiatan kami.
2. WPAP merupakan karya seni yang terhitung baru di Indonesia, jadi masih banyak masyarakat awam yang belum mengetahui karya seni tersebut. Hal tersebut membuat kami sering kali menjelaskan kepada para mahasiswa yang lalu lalang di sekitar stand kami.
3. Banyak dari calon peserta yang mengeluhkan mahalnya biaya workshop dan meminta keringanan.
4. Waktu yang terbatas, membuat kami hanya mampu membuka stand di beberapa tempat yang mudah untuk kami jangkau. Mengingat bahwa WPAP merupakan sebuah karya seni illustrator yang seharusnya mudah dilakukan oleh mahasiswa desain maupun informatika, kami tidak dapat membuka stand di tempat-tempat tersebut (jurusan desain FIB maupun informatika PTIIK) dikarenakan susahnya perijinan.
5. Tidak adanya alokasi dana untuk brosur, membuat kami hanya membawa banner, poster, dan poster saja, sehingga tidak ada brosur yang dapat dibawa oleh calon peserta.
1. Semula, perencanaan lokasi dari stand pendaftaran peserta workshop “Belajar WPAP Yuk!” adalah di lantai 1 Gedung Prof. Dr. Yogi Sugito, namun karena terbatasnya ruangan disebabkan banyaknya jumlah stand yang terdapat di lantai 1 gedung tersebut, mengharuskan kami untuk memindah lokasi kegiatan kami.
2. WPAP merupakan karya seni yang terhitung baru di Indonesia, jadi masih banyak masyarakat awam yang belum mengetahui karya seni tersebut. Hal tersebut membuat kami sering kali menjelaskan kepada para mahasiswa yang lalu lalang di sekitar stand kami.
3. Banyak dari calon peserta yang mengeluhkan mahalnya biaya workshop dan meminta keringanan.
4. Waktu yang terbatas, membuat kami hanya mampu membuka stand di beberapa tempat yang mudah untuk kami jangkau. Mengingat bahwa WPAP merupakan sebuah karya seni illustrator yang seharusnya mudah dilakukan oleh mahasiswa desain maupun informatika, kami tidak dapat membuka stand di tempat-tempat tersebut (jurusan desain FIB maupun informatika PTIIK) dikarenakan susahnya perijinan.
5. Tidak adanya alokasi dana untuk brosur, membuat kami hanya membawa banner, poster, dan poster saja, sehingga tidak ada brosur yang dapat dibawa oleh calon peserta.
Manfaat yang kami rasakan dalam melaksanakan kegiatan pembukaan stand pendaftaran peserta workshop “Belajar WPAP Yuk!”, antara lain:
1. Peserta workshop “Belajar WPAP Yuk!” semakin bertambah karena tertarik dengan contoh karya WPAP yang kami letakkan di stand.
2. Kami dapat mengimplementasikan ilmu public service communication yang telah dijelaskan di dalam kelas.
3. Kami mendapat pengalaman dalam memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
4. Dengan membuka stand, kami dapat mengetahui seberapa besar antusiasme masyarakat dengan acara ini, mengingat dengan bertemu secara langsung dengan target sasaran acara, akan memudahkan kami untuk mengevaluasi antusiasme bukan hanya dari tingkat pembelian tiket, namun juga dengan ekspresi non verbal yang mereka munculkan ketika melihat stand kami.
5. Dengan bertemu langsung dengan para calon peserta, membuat kami dapat menampung segala usulan dan kegundahan yang mereka rasakan, sehingga dapat kami sampaikan langsung kepada pimpinan acara Belajar WPAP, yuk!
Solusi dari hambatan yang kami alami di atas, antara lain:
1. Lokasi stand pendaftaran peserta workshop “Belajar WPAP Yuk!” pada akhirnya di pindah di Gasebo Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya.
2. Penjelasan kami mengenai karya WPAP dipermudah dengan adanya contoh karya pada stand kami dan di kelompok kami ada salah satu anggota dari komunitas WPAP, jadi dapat menjelaskan lebih terperinci terkait WPAP.
3. Menanggapi keluhan mengenai biaya yang relatif mahal untuk para calon peserta, kami memberikan penjelasan mengenai keuntungan apa saja yang akan diperoleh jika mengikuti workshop ini secara lebih terperinci dengan kalimat-kalimat yang dapat mempersuasi dari para calon peserta.
4. Mengatasi pergerakan stand yang hanya dapat kami lakukan di tempat-tempat yang mudah kami jangkau, kami juga mengirimkan twit pada twitter akun WPAP Malang yang menyatakan bahwa kami sedang membuka stand di sebuah tempat tersebut, sehingga calon peserta maupun penanya dapat mengunjungi kami secara langsung.
5. Mengatasi tidak adanya brosur, kami memberikan penjelasan pada setiap kalimat demi kalimat yang tertuang pada poster maupun banner yang kami pasang. Hal ini ternyata membuat para calon peserta mau untuk berlama-lama berada di stand kami, bukan hanya datang untuk mengambil brosur lalu pergi (seperti yang biasa dilakukan di stand-stand lain), dan kami juga dapat benar-benar menjelaskan secara terperinci secara tatap muka sehingga informasi yang disampaikan lebih efektif.